Jumat, 07 Desember 2007

ceuk linderman tea mah

setelah nonton heroes secara marathon beberapa waktu lalu [setelah ada kesempatan], saya dapet beberapa hal yang menarik. salah satunya kutipan perkataan linderman ketika berdialog sama nathan petrelli di season 1 chapter 18. kira-kira seperi ini.

there comes a time when a man has to ask himself whether he wants a life of happines or a live of meaning. they're two different paths.to be truly happy, a man must live absolutely in present. no thought of what's gone before, no thought of what lies ahead. a life of meaning, a man is condemned to wallow in the past and obsess about the future.
kira-kira jawaban kita atas pertanyaan itu apa ya?

kalo saya sih, saya bakal keukeuh sumeukeuh sumadireukeuh pengen hidup bahagia dan bermakna. karena saya yakin dua-duanya ga bisa dipisahin. hidup saya bahagia karena hidup saya bermakna, and vice versa, hidup saya bermakna karena hidup saya bahagia.

sepertinya linderman sedikit lupa kalo hidup itu harus banyak bersyukur dan bersabar. dan semoga saja saya juga ga akan lupa. amiin

5 komentar:

Dika Amelia Ifani mengatakan...

he wants a life of happines or a live of meaning?

apakah 2 hal itu sesuatu yang terpisah jauh ya, sehingga seseorang yang hidup bahagia tidak boleh memiliki makna dan seseorang dengan hidup yang bermakna tidak merasakan bahagia? aku manusia biasa, ingin keduanya dalam satu dimensi ruang dan waktu..:)

lucu pisan,Kang judul blogna..

wawan mengatakan...

ceuk linderman sih kitu. ceuk saya mah ngga. dengan ga usah berteori, buktinya ada kok orang yang hidupnya bermakna sekaligus merasa bahagia. dan ga perlu nyari jauh2, mereka mungkin ada di dekat kita

Anonim mengatakan...

yaa, ari saur simkuring mah sih…
sakorejateun mah basa ngadangu cariosan aki linderman dina eta pintonan heroes teh asa aya leresna. a man must choose and then he got to do what he got to do.
Ujug-ujug kaindepan cariosan ti jungjunan anu cenah lamun nyiar kipayah (eg.kehidupan dunia-happy life) pek satakerna lir ibarat hirup saumur dunya, tapi kana ibadah (eg.meaning life-mengejar hakikat kita hidup di dunia-you know, la holaqtal jinna wal insa illa liyabuduni)nya satakerna oge lir ibarat hirup henteu sarepna.
K alimatnya si linderman seterusnya"to be truly happy, a man must live absolutely in present. no thought of what's gone before, no thought of what lies ahead" ini kan representasi dari "pek satakerna lir ibarat hirup saumur dunya". berusaha,bekerja,wirasawasta, getting married tanpa kita yakin bahwa kita akan hidup besok dan seterusnya kan not make sense...
Oge, "a life of meaning, a man is condemned to wallow in the past and obsess about the future"
ini merupakan refleksi dari mengejar hakikat kita hidup itu tadi-meaning life-. ibadah satakerna lir ibarat tidak sampe sekejap mata kita hidup, tentunya dengan mengerti hakikatnya.
Tapi ya itu tadi,
tanpa mengingat dosa2 yg prnah kita lakukan khawatir apakah kita akan masuk surga atau neraka,
tanpa mengingat apakah yang selama ini kita perbuat benar atau salah,
tanpa mengingat bahwa belum tentu kita hidup senenenit kemudian
tanpa mengetahui bahwa kita nanti setelah kehidupan ini mau ngapain?
tanpa mengetahui adanya kepastian apakah hidup ini just for present, and jut it
tanpa mengingat BAHWA KITA AKAN MATI,
tanpa mengingat apakah balasannya?
Evenmore, DIA jg memberikan kemudahan lagi kepada manusia dengan konsep mengenai SURGA dan NERAKA. terngiang ngiang lagi kalimat dari ntah siapa (jalaludin rumi gitu? neng Dika munking bisa bantu..hehe lupa siapa) “jika surga dan neraka tak pernah ada, tuluskah kita menyembahNYA?"
Would you like to bend and kneeling to HIM and make a prayer remmembering that you're just a filthy sin human form that made from clay and -you know, that contemptible liquid-?
So the least we can do is follow HIS guidline within guidance of HIS messenger, and hope that we are one of the chosen people who have the right to enter the ETERNAL HAPPINES, ya surga itu tadi.

"K ITA TIDAK YAKIN", sampe-sampe ada tuh kan sufi (namanya siapa ya,abunawas gitu? (ga yakin..) mungkin neng Dika bisa bantu lagi) yang berkontempolasi"ihlas ihlas tulilfirdausiahlan..dst.
ngerasa tidak berhak masuk surga tapi oge sieun ku panasna naraka.
balik lagi ke topik,

(ini menurut saya...)according to my opinion
Dengan mengingat bahwa lingkungan sosbud si linderman yang notabene amerika (barat) yang cenderung untuk sekuler, saya pikir itu cukup relevan. dimana kedua pilihan itu hanya untuk diterapkan di kehidupan dunia saja (sesuai dengan konteks dimana si linderman mengatakan hal itu).dan bila memang iya, ya berarti dia harus memilih...apakah ingin bahagia atau bermakna? karena jika tidak..yaa kering.
makanya timbul fenomennon di mereka:
--banyak orang yng jadi agnostic. bahagia, sukses tapi hidupnya ya tidak bermakna. because they just menjalani kehidupan ini hanya untuk kehidupan ini.setelah itu ya nothing more than just ashes.
--ada juga orang yang merasa hampa ketika tiba-setelah meraih semua kebahagian yang mungkin dia capai, tapi kok jiwanya terasa hampa dan mereka mulai mencari-cari apa yang bisa mengisi kekosongan yamg mereka rasakan...lalu larilah mereka ke nilai2 spiritualisme, ntah itu kabbalah (popularized by tom cruise..) or anything else yang ada di budaya, lingkungan sosial mereka,atau nilai-nilai ketimuran,alternatif ketika setelah mereka menjalani ajaran/nilai yang ada di budaya mereka, tapi kok ya hati mereka tetap terasa kosong. larilah mereka ke ajaran2 yg lain, including islam.
intinya sih, karena mereka belum menemukan hakikat hidup itu tadi..(lagi,menurut saya, bahwa hidup itu harus meaning, karena klo ngga ya kerinkosong)
K alo menurut neng dika,
apakah tidak bisa meraih kedua2nya(happy and meaning life), ya itu cukup mewakili pendapat saya....harus malah untuk meraih keduanya.
you know, malah yang selalu kita ucapkan tiap berdoa.. robbana attina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah, dst.. itu khan cukup mewakili keinginan kita untuk bahagia di dunia dan bahagia di akhirat (dengan menjalani kehidupan yang bermakna di dunia).
(btw..ruang dan waktu kan dimensi yang berbeda mbak, eh neng...:) )
Untuk bahagia di dunia, kita sudah diberikan kesempatan hidup
Untuk bahagia di akhirat, kita sudah diberikan guidline and guidance bagaimana kita seharusnya memanfaatkan kesempatan hidup itu tadi.
In fact, lagi teringat arti kalimat basmallah.
Yang saya tau, “ARRAHMAN” itu kan berarti DIA mberikakan kasih sayangnya untuk semua umat. (memberikan kesempatan kepada tiap orang untuk bahagia)
Tapi “ARRAHIM” kan kasih sayangNYA yang hanya diberikan di akhirat.
Yaa gitu deh,ampun dan maafkanlah kami upami aya cariosan anu ngadamel matak handeueul

(halahhh…. serasa mahasiswa lagi..berkapitulasi memikirkan hal-hal filosofis ampe lupa bahwa kaki masi dijugjug di bumi)

keep hope alive..keep hope alive..(a la pidatonya jesse jackson)
because without it , what do you do?

wawan mengatakan...

gening aya sansan. alhamdulillah damang san. sapuk saya mah jeung sansan

Astrid mengatakan...

halah...panjang pisan si kg ihsan :P

hehe...kg wawan, another person yg membahas film heroes...lucu juga ni film,,sring dibahas dgn sudut pandang berbeda..keren2.

commentnya:
well...kadang untuk mencari makna, kita akan merasa susah..eh, nya kitu? yg pasti...ga mudah..dan mungkin kebanyakan orang nganggap mudah=bahagia..atau lancar=bahagia..

so..klo pilihannya mau bermakna atau bahagia,yah...pada ahirnya kembali sama definisi bahagia itu sndiri..ya ga?:P