Minggu, 30 Desember 2007

curug luhur


curug luhur, kaki bukittunggul
29 desember 2007

Minggu, 23 Desember 2007

kenapa jadi entrepreneur?

ini kutipan sebagian penjelasan entry entrepreneurship dari Encyclopedia of management / edited by Marilyn M. Helms.—5th ed. Thomson Gale. 2006. mungkin bisa dijadikan sebagai justifikasi bagi teman-teman yang memilih untuk berwirausaha.

Entrepreneurship is an important, if not the most important, component of a successful market-based economy. Free economies require individuals who are willing to take risks by creating, organizing, and successfully running new businesses. Most entrepreneurs operate in the areas of small business and/or family-owned business. These are the engines of economic growth. If small businesses are defined as those having fewer than 100 employees, 99 percent of businesses in the U.S. are small. Ninety percent of these small businesses employ fewer than 20 employees. Yet, it is estimated that small businesses have created 85 percent of the new jobs in the U.S. since the early 1990s. Further, most of these small businesses are family-owned. Family-owned businesses employ more than 50 million people and generate more than 50 percent of the nation’s GDP. Thus, much emphasis is placed on public policies that will encourage entrepreneurial activity and nurture and sustain new ventures, small businesses, and familyowned businesses.

As a way of life, entrepreneurship has several advantages. It offers individuals the chance to be their own boss and to enjoy an independent lifestyle. It provides individuals the opportunity to develop and grow a new business that makes an impact on their community. And, of course, successful new ventures offer the
tantalizing prospect of almost unlimited profit potential. However, as a lifestyle, entrepreneurship also has its downside. It requires a tremendous amount of personal commitment and long work hours, particularly in the early stages of new business startup. Uncertainty of income and the potential for financial loss are also potential negatives.
it's a way of life, certainly...

Kamis, 13 Desember 2007

indonesia negara kapitalis?

sebagai pembuka, saya ingin menyatakan bahwa tulisan ini boleh dikatakan sebagai tulisan curhat saja. karena keterbatasan saya dalam mengemukakan opini serta kurangnya pemahaman saya terhadap fakta dan data. tapi setidaknya saya telah berusaha menjadikannya sebagai tulisan yang ilmiah.

kita mulai...

beberapa waktu ini, saya telah sampai pada suatu kesimpulan sok tahu alias nyanyahoanan: sekarang indonesia telah menjadi negara kapitalis, bahkan lebih kapitalis daripada negara maju yang telah lebih dulu divonis kapitalis [sebut saja negara group of eight (g8) yang dikatakan merepresentasikan 65% perekonomian dunia].

saya sampai pada kesimpulan itu setelah melihat dari berbagai segi dan sudut pandang. tapi pada tulisan ini, saya ingin mengemukakannya dengan alasan dari segi kebijakan regulasi ekonomi di negara ini.

secara umum, dalam hal kebijakan regulasi ekonomi ini, saya tidak melihat adanya kebijakan regulasi yang memproteksi pengusaha kecil dalam persaingan usaha dengan pengusaha besar. kenyataannya perusahaan super besar dipertarungkan dengan pengusaha kecil ini dalam satu ring. sistem ekonomi pasar dipraktekkan secara luas untuk mengejar ukuran tingkat ekonomi negara yang semata-mata melihat pertumbuhan ekonomi tanpa melihat pemerataannya. indonesia dapat diibaratkan sebagai belantara ekonomi, dimana di sana hukum yang kuat memangsa yang lemah. orientasi kebijakan ekonomi seolah-olah menafikkan pencapaian kesejahteraan sosial.

saya ingin menyajikan sebuah fenomena disini: fenomena hypermarket, hyperstore atau superstore. ini berkaitan dengan salah satu kebijakan regulasi ekonomi di negara kita. saya mengambil contoh carrefour [sebuah perusahaan mnc di bidang usaha ritel terbesar kedua di dunia setelah walmart berpusat di perancis]. kehadirannya di indonesia beberapa waktu terakhir begitu ekspansif. dalam tempo kurang dari 2 tahun, dalam cakupan kota bandung saja, carrefour telah membuka cabang barunya yang megah di 3 lokasi. bukan sekedar lokasi biasa, tapi di daerah2 strategis di tengah kota: sukajadi, kiara condong, dan terakhir braga. secara keseluruhan di indonesia cerrefour telah memiliki 35 cabang. begitu juga contoh hypermarket lainnya, giant ([ternyata] sebuah mnc berpusat di malaysia) dan hypermart (grup matahari), keduanya juga hadir di lokasi-lokasi strategis di tengah kota.

dengan siapa mereka bersaing? mereka bersaing dengan pedagang konvensional dalam rantai distribusi mulai dari distributor, toko2 grosir, toko-toko eceran besar hingga kecil dan pedagang-pedagang di pasar tradisional. hal ini karena faktanya hypermarket memotong jalur distribusi konvensional dari produsen ke konsumen hanya melalui satu tangan saja. juga karena mereka melayani transaksi partai besar hingga eceran terkecil sekalipun. mulai dari sepeda motor hingga ikan asin. anda bisa membeli satu botol air mineral kemasan kecil sekalipun seharga rp. 1.000,-.

mereka punya sejumlah keunggulan dibanding pedagang konvensional. harga yang lebih murah dan standard, tempat yang bersih dan nyaman, range barang yang lengkap, pelayanan yang ramah, fasilitas yang modern, lokasi yang strategis, dan bahkan parkir gratis.

kita tak bisa menyalahkan pelanggan pedagang konvensional yang beralih ke pusat belanja ini.
saya juga tidak terlalu menyalahkan pengusaha/perusahaan hyperstore ini. sepertinya mereka juga tidak terlalu bersalah. karena namanya pengusaha, mereka berbuat karena mereka melihat peluang dan celah usaha dan tentunya mendapatkan ijin. justru pihak yang perlu sangat disalahkan adalah pemerintah dan legislator sebagai pembuat kebijakan. kenapa bisa hypermarket diijinkan hadir di pusat kota? bahkan tak jauh dengan pasar tradisional. carrefour sukajadi hanya berjarak kurang lebih 500m dari pasar tradisional sederhana. kok bisa gitu ya? kenapa bisa mereka diijinkan melayani transaksi eceren? kenapa mereka tidak diposisikan saja dalam posisi distributor atau pedagang grosir saja. dengan ini tentunya mereka tidak akan mematikan pedagang-pedagang kecil. tapi sebaliknya, mereka dapat menjalin kerjasama dengan pedagang-pedagang kecil.

di negara asalnya carrefour sendiri, perancis, pendirian hyperstore dipersulit [baca disini]. ini juga berlaku di hampir semua negara-negara eropa. ijin konstruksi toko eceran super besar ini hanya diberikuan untuk di luar kota saja. ini dengan alasan untuk tidak mematikan pedagang-pedagang yang lebih kecil. dalam sejarahnya diantara 200.000 toko eceran kecil di Perancis pada tahun 1961, sebanyak 80.000 tidak beroperasi lagi pada tahun 1971. efek yang begitu besar.

mungkin ada pandangan, kalau seperti itu, pedagang-pedagang kecil keenakan dong. pada praktisnya dengan tidak perlu berbuat apa-apa lagi, adalah lebih baik seperti itu daripada perusahaan-perusahaan hyperstore itu yang keenakan. setidaknya dengan pedagang-pedagang hidup, tentu lapangan kerja yang terserap akan jauh lebih banyak daripada kebalikannya membiarkan mereka mati dan membiarkan hanya perusahaan hyperstore yang hidup. dan kepentingan-kepentingan perusahaan-perusahaan seperti itu hanyalah profit. mereka tidak berorientasi pada memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan sosial masyarakat. kalaupun ada, ya seadanya saja. fakta berbicara perusahaan seperti sony dan nike dengan gampangnya memutuskan mencabut investasi dan beralih ke negara lain ketika investasi dinilai tidak layak dari segi profit. maka seharusnya pemerintah dan legislator dapat berbuat lebih. seharusnya ada kebijakan untuk mendorong perkembangan para pedagang kecil, dari sisi permodalan, dari sisi bimbingan manajerial dan proses bisnis, dari sisi bimbingan teknologi, dan lain-lain. mendorong pedagang-pedagang kecil untuk bersatu mendirikan badan hukum semacam koperasi sehingga mereka dapat menaikkan posisi tawar terhadap supplier, mempunyai kekuatan bersaing, memungkinkan mereka untuk mandiri membina mereka sendiri, mengefisienkan dan mengefektifkan proses bisnis mereka dengan orientasi untuk bersama-sama maju dan berkembang. ini bukan hal yang terlalu mengada-ngada untuk diwujudkan. di beberapa negara, koperasi memegang peran penting dalam bidang retail [baca disini]. bahkan mereka mempunyai partai sendiri walaupun kecil, partai koperasi, dan memiliki wakil di parlemen.

... begitulah adanya. kita semua perlu sadar bahwa kita belum sepenuhnya merdeka. kita punya musuh bersama, ketidakadilan. layakkah kita menutup mata dan menyumpal kuping? diam pun sepertinya tidak cukup, kita perlu berbuat ...

Jumat, 07 Desember 2007

ceuk linderman tea mah

setelah nonton heroes secara marathon beberapa waktu lalu [setelah ada kesempatan], saya dapet beberapa hal yang menarik. salah satunya kutipan perkataan linderman ketika berdialog sama nathan petrelli di season 1 chapter 18. kira-kira seperi ini.

there comes a time when a man has to ask himself whether he wants a life of happines or a live of meaning. they're two different paths.to be truly happy, a man must live absolutely in present. no thought of what's gone before, no thought of what lies ahead. a life of meaning, a man is condemned to wallow in the past and obsess about the future.
kira-kira jawaban kita atas pertanyaan itu apa ya?

kalo saya sih, saya bakal keukeuh sumeukeuh sumadireukeuh pengen hidup bahagia dan bermakna. karena saya yakin dua-duanya ga bisa dipisahin. hidup saya bahagia karena hidup saya bermakna, and vice versa, hidup saya bermakna karena hidup saya bahagia.

sepertinya linderman sedikit lupa kalo hidup itu harus banyak bersyukur dan bersabar. dan semoga saja saya juga ga akan lupa. amiin

hidup dan pesan nabi

hidup bagai garis lurus
tak pernah kembali ke masa yang lalu
hidup bukan bulatan bola
yg tiada ujung dan tiada pangkal

hidup ini melangkah terus
semakin mendekat ke titik terakhir
setiap langkah hilanglah jatah
menikmati hidup, nikmati dunia

pesan nabi tentang mati
jangan takut mati karena akan terjadi
setiap insan pasti mati
hanya soal waktu

pesan nabi tentang mati
janganlah minta mati datang kepadamu
dan janganlah kau berbuat
menyebabkan mati

tiga rahasia ilahi
yang berkaitan dengan hidup manusia
kesatu tentang kelahiran, kedua pernikahan, ketiga kematian

penuhi hidup dengan cinta
ingatkan diri saat untuk berpisah
tegakkan solat lima waktu
dan ingatkan diri saat disolatkan

pesan nabi tentang mati
jangan takut mati karena akan terjadi
setiap insan pasti mati
hanya soal waktu

pesan nabi jangan takut mati
meski kau sembunyi, dia menghampiri
takutlah pada kehidupan sesudah kau mati
renungkanlah itu
ini salah satu lagu klasiknya bimbo. lagu ini sangat berkesan karena musiknya yang sederhana namun liriknya begitu 'dalam'. mangga cobi regepkeun lirikna. dan justru yang membuatnya tambah berkesan bagi saya: sudah lama saya tidak mendengarnya lagi karena lagunya tak sengaja terhapus dari harddisk. mungkin ada yang mau berbagi?

prolog [deui]

ceritanya layout blog saya terdahulu (http://hiruphurip.blogspot.com) hancur. gara-gara iseng ngotak-ngatik template-nya. dan itu jadi alesan yang 'tepat' bagi saya buat sementara waktu males berhubungan sama blog. setelah mencoba keras memperbaiki, akhirnya saya nyerah dengan menyisakan pilihan untuk mengedit manual script html. saya lihat praktisnya aja. kalo saya harus ngedit manual script html, artinya saya harus belajar dulu. dan waktu yang terbatas menjadi pembenaran bagi saya untuk memutuskan: 'hehe, nya nggeus lah, mending nyieun deui blog anyar'. dan inilah blog anyar itu. jiwa blog-nya masih sama persis sama blog yang terdahulu. isinya juga [hehe, biar postingannya bisa langsung banyak, beberapa postingan di blog terdahulu yang menurut saya layak bakal saya post ulang].

cerita sedikit tentang namanya: wanci janari. diambil dari kosakata sunda yang artinya waktu pagi. karena blog ini lahir waktu pagi, sekitar jam 01.00. juga karena waktu pagi adalah awal hari yang berarti harapan akan hari
yang lebih baik dari hari kemarin.

prung [deui] ah!